KEBUTUHAN MENDESAK: Agam Butuh 525 Hunian Sementara Bagi Korban Bencana Hidrometeorologi

LUBUK BASUNG, INITOGEL — Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat, yang menjadi salah satu wilayah terdampak paling parah akibat bencana hidrometeorologi, kini menghadapi tantangan besar dalam menyediakan tempat tinggal yang layak bagi warganya. Data terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam menunjukkan adanya kebutuhan mendesak akan 525 unit hunian sementara (Huntara) bagi keluarga yang kehilangan rumah akibat banjir bandang dan tanah longsor.

Kebutuhan Huntara ini menjadi prioritas utama setelah fase evakuasi selesai, demi memastikan warga terdampak dapat melanjutkan hidup dengan layak sambil menunggu proses relokasi atau pembangunan kembali rumah permanen.


I. Perincian Data Kerusakan dan Kebutuhan Huntara

Kebutuhan Huntara tersebut didasarkan pada hasil verifikasi kerusakan rumah di seluruh nagari (desa) yang terdampak.

  • Jumlah Rumah Rusak Berat: Dari total rumah yang rusak, 525 unit dikategorikan sebagai rusak berat atau hilang sepenuhnya, sehingga memerlukan Huntara secepatnya.

  • Wilayah Prioritas: Lokasi paling mendesak berada di Kecamatan [Sebutkan Kecamatan, contoh: Sungai Pua] dan [Sebutkan Kecamatan, contoh: Canduang], di mana banyak rumah hanyut atau tertimbun material longsor.

  • Tantangan Logistik: Selain jumlah unit, tantangan terbesar adalah menemukan lahan yang aman dan bebas risiko bencana untuk mendirikan Huntara, serta mendistribusikan material bangunan mengingat akses jalan yang masih terhambat.

“Kami telah mengajukan proposal kebutuhan 525 Huntara kepada Pemerintah Provinsi dan Pusat melalui BNPB. Kebutuhan ini harus segera dipenuhi sebelum memasuki musim hujan berikutnya, guna melindungi warga dari risiko kesehatan dan cuaca ekstrem,” kata Kepala Pelaksana BPBD Agam, Bambang Warsito.

II. Spesifikasi Huntara dan Dukungan Pusat

Huntara yang diajukan diharapkan memenuhi standar kelayakan minimum untuk tempat tinggal sementara.

  • Spesifikasi: Unit Huntara biasanya berupa bangunan semi-permanen yang terbuat dari material ringan, memiliki ventilasi yang baik, dan dilengkapi fasilitas dasar air bersih dan sanitasi komunal.

  • Dukungan Pusat: BPBD Agam sangat berharap dukungan penuh dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait alokasi dana dan koordinasi pengerahan tim konstruksi, seperti TNI/Polri, untuk mempercepat proses pembangunan Huntara.

III. Prioritas Pemulihan Jangka Panjang

Sambil menunggu pendirian Huntara, Pemerintah Kabupaten Agam juga sedang memfinalisasi rencana relokasi permanen untuk warga yang rumahnya berada di zona merah (area rawan bencana tinggi). Relokasi ini akan menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi risiko korban di masa mendatang.