Tahun baru, peluang baru: Bagaimana Indonesia berupaya meningkatkan kesehatan reproduksi, ibu, bayi baru lahir, anak dan remaja dengan cepat

Tahun baru, peluang baru: Bagaimana Indonesia berupaya meningkatkan kesehatan reproduksi, ibu, bayi baru lahir, anak dan remaja dengan cepat

Tahun baru, peluang baru: Bagaimana Indonesia berupaya meningkatkan kesehatan reproduksi, ibu, bayi baru lahir, anak dan remaja dengan cepat

Slot online terpercaya – Pada tahun 2025, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dan mitra-mitra utama mengintensifkan upaya untuk memperkuat layanan kesehatan reproduksi, ibu, bayi baru lahir, anak, dan remaja (RMNCAH) dengan meningkatkan perencanaan dan manajemen program kesehatan secara keseluruhan.
Memastikan akses bagi semua perempuan, anak perempuan dan remaja terhadap RMNCAH yang berkualitas dan layanan kesehatan lainnya sangat penting untuk mencapai cakupan kesehatan universal dan mengimplementasikan Agenda Transformasi Kesehatan Indonesia. Agenda yang ambisius ini akan dipandu oleh Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), yang akan dilaksanakan dari tahun 2025 hingga 2029.

Meskipun ada perbaikan di beberapa area RMNCAH, beberapa indikator tetap stagnan. Angka kematian ibu masih tinggi, yaitu 189 per 100.000 kelahiran hidup.

Angka kelahiran remaja adalah 26,6 per 1000 pada anak perempuan berusia 15 hingga 19 tahun. Kebutuhan keluarga berencana yang tidak terpenuhi masih mencapai 18%. Hal ini terutama disebabkan oleh implementasi program yang tidak konsisten di tingkat kabupaten dan provinsi, serta peraturan dan standar kualitas yang tidak selaras.

ds.
Untuk mengatasi tantangan ini, Kemenkes, dengan dukungan WHO, telah menyelenggarakan pelatihan perencanaan dan manajemen program RMNCAH untuk berbagai pejabat kesehatan nasional dan provinsi, dengan fokus untuk meningkatkan kapasitas perencanaan manajer program dalam mengimplementasikan RPJMN secara cepat.
Bagi Sita Febrianti, Kepala Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Keluarga dan Gizi, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, pelatihan ini sangat transformatif.

“Tujuan dan sasaran dalam Rencana Strategis kami saat ini terlalu luas dan umum,” katanya. “Selama pelatihan ini, saya belajar bahwa tujuan dan sasaran harus dispesifikasikan dan difokuskan sehingga ketika intervensi dan keluaran utama diidentifikasi, mereka berkontribusi pada tujuan, target dan sasaran perencanaan strategis.”
Laila Mahmudah, mantan Kepala Unit Teknis Maternal dan Neonatal, Direktorat Kesehatan Ibu dan Anak dan Gizi, Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa pelatihan ini menandai langkah penting dalam meningkatkan perencanaan kesehatan di Indonesia.

“Pelatihan ini mengajarkan kami bagaimana berpikir secara sistem ematis. Kemudian kami belajar kembali bagaimana menentukan tujuan yang realistis, menggunakan indikator yang relevan dengan situasi saat ini dan memilih intervensi esensial berbasis bukti,” katanya.
Sebagai bagian dari pelatihan ini, WHO juga mendukung keikutsertaan manajer program RMNCAH dari Timor-Leste, berdasarkan kedekatan geografis dan bahasa yang sama.

“Saya belajar banyak dari modul dua khususnya, yang berfokus pada implementasi perencanaan,” kata Lucia Marta Barreto Afonsu Lay, Kepala Departemen Kesehatan Ibu dan Anak, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Primer, Kementerian Kesehatan Timor-Leste.
Seiring Indonesia bergerak maju dengan Agenda Transformasi Kesehatan, mulai melaksanakan RPJMN, dan bertujuan untuk meningkatkan layanan RMNCAH dengan cepat, WHO akan terus memberikan dukungan penting di semua bidang perencanaan dan manajemen program, untuk sistem kesehatan yang lebih kuat dan tangguh dalam mencapai tujuan kesehatan dan pembangunan di Indonesia, khususnya bagi perempuan, anak perempuan dan remaja.