EV Group Mendesak Pemerintah Indonesia untuk Membebankan Biaya Lebih kepada Pengguna Mobil Bensin
Liga335 daftar – TEMPO.CO, Jakarta – Wakil Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), Prabowo Kartoleksono, mengusulkan agar pemerintah menerapkan kebijakan retribusi bagi pengguna kendaraan berbahan bakar bensin. “Mereka harus membayar lebih mahal daripada tidak menggunakan kendaraan listrik (EV),” kata Prabowo saat ditemui di Jakarta, Selasa (23/12).
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo menanggapi keputusan pemerintah yang menghapus insentif untuk kendaraan listrik. Ia mengatakan bahwa penghapusan insentif tersebut sebenarnya akan mempengaruhi penjualan kendaraan listrik, terutama untuk tahun depan. Namun, Prabowo menyatakan bahwa akan sia-sia jika mendesak pemerintah untuk mengembalikan insentif kendaraan listrik.
Menurut Prabowo, biaya operasional pembelian mobil listrik tidak semahal mobil bensin. Dari pengalaman pribadinya, ia mengaku dapat menghemat biaya bahan bakar hingga Rp7 juta dalam satu bulan. “Itu baru untuk bahan bakar, belum pajak dan lain-lain,” katanya.
Oleh karena itu, Prabowo mengusulkan agar pemerintah menerapkan retribusi bagi konsumen yang memilih untuk membeli kendaraan berbahan bakar fosil. Ia mengatakan bahwa kebijakan ini bertujuan untuk meminta pertanggungjawaban para pengguna kendaraan bensin karena memilih kendaraan yang menghasilkan polusi. Ia mencontohkan negara lain seperti Singapura yang mengenakan biaya tambahan untuk mobil bensin berusia 10 tahun karena emisi hidrokarbon yang tidak terbakar yang cukup besar.
“Jika kita tidak bisa mendapatkan insentif, itu bukan masalah. Tapi mereka yang membuat polusi tidak boleh dibiarkan begitu saja,” kata Prabowo. Lebih lanjut, Prabowo juga mengusulkan agar pemerintah menerapkan insentif non-fiskal untuk mendorong masyarakat menggunakan kendaraan listrik.
Dia menyarankan agar pemerintah mengamanatkan skema lalu lintas ganjil-genap di ibu kota provinsi. Menurutnya, skema lalu lintas tersebut telah berhasil mendorong penetrasi kendaraan listrik di Jakarta. Selain itu, Prabowo juga mengusulkan adanya zona rendah emisi.
Ia optimis insentif non-fiskal berpotensi mendorong masyarakat untuk bermigrasi ke kendaraan listrik. “Hal ini dapat mengurangi kemacetan, jumlah kendaraan, dan juga mengurangi polusi,” katanya.