Ekonomi Indonesia Tetap Tangguh Meskipun Ada Tantangan Global

Ekonomi Indonesia Tetap Tangguh Meskipun Ada Tantangan Global

Ekonomi Indonesia Tetap Tangguh Meskipun Ada Tantangan Global

Liga335 – Reformasi Sektor Perumahan untuk Meningkatkan Lapangan Kerja, Investasi, dan Pertumbuhan
Jakarta, 23 Juni 2025 – Ekonomi Indonesia tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 4,9 persen pada kuartal pertama tahun 2025, meskipun kondisi global yang menantang, menurut People-First Housing: A Roadmap from Homes to Jobs to Prosperity in Indonesia, laporan Indonesia Economic Prospects (IEP) edisi Juni 2025.
Kebijakan makroekonomi yang kuat, termasuk inflasi yang rendah, penyangga keuangan yang memadai, dan kepatuhan yang ketat terhadap aturan fiskal, telah berperan penting dalam meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia. Langkah-langkah ini telah membantu mengelola penurunan konsumsi pemerintah dan investasi yang lebih lambat.

Pertumbuhan ekonomi telah memberikan manfaat bagi kelompok-kelompok termiskin, tetapi manfaatnya berkurang bagi kelompok kelas menengah yang lebih kaya, sebagaimana tercermin dari pertumbuhan konsumsi yang lebih lambat untuk rumah tangga kelas menengah. Fokus pada penciptaan lapangan kerja yang lebih baik yang dapat mempertahankan standar hidup kelas menengah akan menjadi penting di masa depan.
“Perekonomian Indonesia saat ini masih dalam kondisi yang erforma ini mencerminkan fundamental yang kuat dan respons kebijakan yang baik,” ujar Carolyn Turk, Direktur Divisi Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste.

“Untuk mempertahankan momentum ini, analisis kami menunjukkan bahwa reformasi struktural yang meningkatkan efisiensi dan produktivitas dapat membuka peluang pertumbuhan yang lebih tinggi, membalikkan tren penurunan produktivitas, dan menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan lebih baik bagi masyarakat Indonesia.”
Laporan ini memproyeksikan bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh pada tingkat tahunan rata-rata 4,8% selama 2025-27. Investasi diperkirakan akan meningkat, didorong oleh inisiatif perumahan pemerintah dan peluncuran sovereign wealth fund baru, Danantara.

Namun, prospek ini tunduk pada risiko-risiko negatif dari tantangan perdagangan global dan volatilitas harga komoditas. Fokus pemerintah pada deregulasi, lingkungan bisnis yang lebih kondusif, reformasi perdagangan dan digital dapat membantu mengatasi risiko-risiko tersebut dan mendorong pertumbuhan hingga 5,5% per tahun pada 2027. Reformasi ini mengiringi upaya pemerintah untuk mendorong permintaan melalui program-program prioritasnya.

Laporan ini menggarisbawahi potensi sektor perumahan sebagai katalisator pertumbuhan yang inklusif. Tujuan pemerintah untuk menyediakan 3 juta unit rumah per tahun sejalan dengan strategi “mengutamakan rakyat”. Dengan investasi publik tahunan sebesar US$3,8 miliar, program perumahan dapat menciptakan lebih dari 2,3 juta lapangan kerja dan memobilisasi US$2,8 miliar modal swasta sekaligus meningkatkan kondisi kehidupan dan kesempatan ekonomi bagi jutaan masyarakat Indonesia.

Laporan ini merekomendasikan empat tindakan untuk mencapai visi tersebut, yaitu: memperluas investasi di bidang perumahan dan infrastruktur, mereformasi pembiayaan perumahan publik untuk memobilisasi modal swasta, mengintegrasikan ketahanan bencana ke dalam kebijakan perumahan, serta memperkuat tata kelola dan koordinasi lintas sektor dan tingkat pemerintahan.
“Program perumahan di Indonesia bukan hanya tentang membangun rumah, tetapi juga tentang membangun ekonomi yang lebih kuat dan inklusif,” kata Habib Rab, Ekonom Utama Bank Dunia di Indonesia. “Dengan mengedepankan masyarakat dan Dengan menyelaraskan kebijakan perumahan dengan infrastruktur, keuangan, dan ketahanan bencana, Indonesia dapat membuka jalan baru menuju kemakmuran.”